Peribahasa asing dan Indonesia

Indonesia memiliki ragam bahasa yang berlimpah. Bentang daerah Indonesia yang termasuk pada negara kepulauan dengan junlah pulau terbanyak di dunia. karena banyaknya daerah yang terpisahkan oleh lautan menyebabkan aneka bahasa di setiap daerah berbeda, demikian pula dengan hukum adat dan filosofi hukumnya. Beberapa contoh filosofi indonesia yang memiliki kesamaan dengan filosofi asing.

Filosofi Indonesia

Berkata siang melihat-lihat berkata malam menguak-nguak. Artinya Berhati-hati dalam berbicara.

Filosofi Asing (Inggris)

You are what you say. Artinya Kamu adalah apa yang kamu katakanan.

Persamaan keduannya adalah bahwa setiap manusia terlihat dari cara ia berkomunikasi. Ketika ia berbicara kita dapat menilai seberapa luas wawasan, kemampuan berbahasa, sikap, bahkan kebiasaan orang tersebut.

Filosofi Indonesia

Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan

Jangan langsung menolak sesuatu yang dianggap buruk, dan jangan langsung menerima sesuatu yang dianggap baik.

filosofi Asing (arab)

Jangan kira apa yang dianggap buruk mudarat bagimu, dan jangan kira yang baik mendatangkan berkah bagimu.

Peribahasa Asing (Inggris)

Don’t judge a book with its cover

Ketiganya mengisyaratkan hal yang sama bahwa jangan menganggap segala sesuatu berdasar pada luar / fisiknya saja. Contohnya adalah seperti makan sayuran yang rasanya tidak enak, namun ketika masuk pada perut kita, sayuran tersebut menjadi makanan yang sehat. Namun berbeda dengan makanan berlemak yang enak di mulut, tetapi tidak baik bagi perut dan pencernaan.

Contoh lainnya adalah belajar untuk memanfaatkan waktu, memang membosankan, tetapi ketika Uas tiba soal-soal dapat dikerjakan dengan mudah. Berbanding terbalik dengan bermain ketika memanfaatkan waktu, menyenangkan dan mengihibur namun ketika Uas tiba kesenangan tersebut tidak akan bertahan lama dan merugikan.

Filosofi Sunda

Datang kaciri tarang, mulang kaciri punduk.

Filosofi Asing(Arab)

Awali dengan bismilah akhiri dengan alhamdulilah.

Filosofi indonesia

Habis manis sepah dibuang.

Banyak filosfi yang sama antara satu daerah dengan hal yang lainnya, malahan tidak hanya daerah tetapi antar negara juga memiliki makna yang sama dalam filosofinya meskipun berbeda bahasanya.

Dalam bahasa sunda banyak sindirian-sindiran yang sarat makna. Ketika kita mencoba mentafakurinya kita akan menemukan amanat-amanat yang tersirat. Contohnya saja, ulah sok cicing dina lawang panto bisi nongtot jodo (jangan duduk di depan pintu nanti susah untuk dapatkan jodoh), jika kita maknai maksudnya adalah orang akan segan untuk bertamu / bersilaturahmi ke rumah kita karena pintu di rumah dihalangi oleh yang mpunya rumah atau orang rumah seperti tak mau ada tamu masuk jadi ia halangi pintu masuk rumahnya.

Contoh sindiran sunda yang lainnya adalah bagi anak-anak; ulah ulin magrib bisi aya sandekala nu mawa ngapung ( jangan bermain di waktu magrib nanti ada sandekala (sejenis hantu kelelawar / kalong wewe) yang menculik anak kecil). Padahal maksud dari sindiran itu adalah ingat waktu bermain sudah selesai, dan saatnya saatnya untuk shalat magrib.

0 komentar:

Posting Komentar